Sabtu, 02 Februari 2013

pohon jati

Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.

Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (     ) dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.

Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 –2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.[1] Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air.[2] Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.[1]

Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk menutupi permintaan atas kayu jati.[3] Jati biasanya diproduksi secara konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras.[3] Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri.[4] Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.[4]

Umumnya, Jati yang sedang dalam proses pembibitan rentan terhadap beberapa penyakit antara lain leaf spot disease yang disebabkan oleh Phomopsis sp., Colletotrichum gloeosporioides, Alternaria sp., dan Curvularia sp., leaf rust yang disebabkan oleh Olivea tectonea, dan powdery mildew yang disebabkan oleh Uncinula tectonae.[5] Phomopsis sp. merupakan penginfeksi paling banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 1993-1994.[5] Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan.[5] Karakterisasi dari infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat muda pada pinggir daun yang kemudian secara bertahap menyebar ke pelepah, infeksi kemudian menyebar ke bagian atas daun, petiol, dan ujung batang yang mengakibatkanbagian daun dari batang tersebut mengalami kekeringan.[5] Jika tidak disadari dan tidak dikontrol, infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit sehingga proses penanaman jati tidak bisa dilakukan.

Manfaat Dari Akar Hingga Daun Eksistensi pohon jati sebagai penghasil kayu kualitas nomor wahid sudah tidak diragukan lagi. Pohon jati memang sangat dikenal dengan hasil kayu yang indah, awet, tahan terhadap serangan rayap dan cuaca. Pohon dengan nama ilmiah Tectona grandis sp. ini mampu tumbuh hingga ratusan tahun dengan ukuran yang besar dan tinggi sekitar 40-45 meter.

Ciri-Ciri

Sebagai pohon penghasil kayu nomor satu kelas dunia, jati memiliki ciri-ciri khusus. Pohon tinggi besar dan lurus, memiliki lingkaran tahun, warna kayu coklat kuning hingga cokelat kemerahan, bentuk daun elips dengan ukuran 60-70x80-100cm untuk pohon muda dan akan mengecil saat pohon semakin tua berkisar 15x20cm, daun berbulu halus dan menghasilkan warna merah darah jika diremas.

Selain itu, kayu jati memiliki ciri khusus yang sangat unik. Hal ini pula yang membuat jati dijadikan kayu berkualitas tinggi. Permukaan kayu jati memiliki zat serupaminyak sehingga membuat kayu tampak indah tanpa harus divernis. Cukup diamplas, berbagai furniture maupun barang berbahan dasar kayu jati akan tampak indah. Terlebih, jika diletakkan di tempat beratap.

Kokoh dan "Tahan Api"

Pohon jati dapat dikatakan sebagai salah satu pohon yang paling peka terhadap perubahan cuaca. Hal ini terbukti dengan pengguguran daun saat kemarau untuk mengurangi penguapan melalui daun sehingga persediaan air tidak cepat habis. Jati cocok tumbuh di area tanah agak basa yang memiliki pH 6-8, mengandung kapur yang cukup banyak, mengandung fosfor, dan tidak terlalu tergenang air.

Jati merupakan kayu yang sangat kokoh dan keras. Pengolahan kayu jati harus dilakukan dengan telaten. Bahkan, para pekerja Inggris kala itu meminta upah lebih jika harus membuat barang berbahan jati. Tak jarang, kekerasan kayu jati mampu menghancurkan perkakas para pekerja. Kekokohan inilah yang membuat jati digunakan untuk membuat kapal laut VOC pada abad ke-17.

Selain digunakan sebagai bahan baku kapal-kapal laut, kayu jati digunakan untuk membuat konstruksi berat. Misalnya, pembuatan rel kereta dan jembatan. Di lingkunganrumah tangga, kayu jati digunakan untuk membuta berbagai furniture dan konstruksi bangunan. Kayu jati dipilih karena memiliki ketahanan luar biasa dan tahan terhadap perubahan cuaca serta serangan rayap.

Pohon jati boleh dikatakan sebagai kayu pertama yang tahan terhadap api atau tidak mudah terbakar. Hal ini terjadi karena jati memiliki kulit yang tebal. Tidak hanya kulit pohon, buah jati memiliki kulit tebal serta dilindungi tempurung cukup keras. Biji pohon jati tidak akan rusak saat terbakar karena hanya tempurungnya yang terbakar. Bila tempurung biji rusak, jati akan mudah bertunas saat hujan tiba.

Kegunaan Pohon Jati

Selain kuat, pohon jati memiliki banyak manfaat dari akar hingga daun. Berikut ini beberapa manfaat pohon jati.

Akar berguna sebagai pewarna. Sekitar abad ke-17, warga Sulawesi Selatan menggunakan akar jati untuk mewarnai anyaman. Warna yang dihasilkan adalah kuning dan kuning agak kecoklatan.

Pohon jati berguna untuk membuat berbagai konstruksi berat dan furniture. Selain itu, hasil seduhan kayu jati yang pahit dapat dijadikan sebagai penawar rasa sakit.

Ranting pohon jati berguna sebagai bahan bakar kualitas satu yang menghasilkan panas sangat tinggi sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.

Daun muda yang diseduh maupun ditumbuk berguna sebagai penawar rasa sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar